Tanjungpandan – Rabu (10/09/2024) Empat pemuda yang berusaha mencari nafkah dengan bekerja di kapal terdampar di Pulau Belitung setelah kehabisan bekal. Mereka awalnya berniat bekerja di kapal milik seseorang untuk mendapatkan penghasilan bagi keluarga mereka. Namun, perjalanan mereka menjadi masalah setelah upah yang dijanjikan tidak diberikan dan akhirnya dilarikan oleh pemberi kerja.
Keempat pemuda tersebut adalah Achmad (21), Kamal (28), Alvin (19), dan Asep (26). Menurut Fahmi, Manajer Lazismu Belitung, mereka awalnya disewa untuk bekerja dengan janji upah sebesar Rp4 juta untuk empat bulan. Namun, setelah bekerja selama seminggu, upah mereka diambil oleh orang yang menawari pekerjaan tersebut. Tak terima dengan perlakuan itu, mereka meminta untuk berhenti, namun malah dikenakan denda sebesar Rp2 juta. Setelah membayar denda, mereka ditinggal di Pulau Karimata, sebuah daerah perbatasan antara Pulau Kalimantan Barat dan Pulau Belitung.
Setibanya di Pulau Karimata, mereka diantar oleh warga setempat ke Tanjungpandan untuk mencari bantuan agar bisa pulang ke kampung halaman mereka di Karawang, Jawa Barat. Mendapatkan informasi tersebut, Lazismu Belitung segera merespons dan memutuskan untuk membantu keempat pemuda tersebut.
Lazismu Belitung memberikan kesempatan kepada mereka untuk melengkapi berkas administrasi yang diperlukan untuk proses pemulangan. Dipandu oleh Chandra, sopir ambulan Lazismu, mereka diantar ke Dinas Sosial dan kantor polisi untuk proses screening dan verifikasi.
Setelah semua dokumen selesai, Lazismu memberikan bantuan berupa tiket kapal menuju Jakarta serta bekal untuk perjalanan mereka. Chandra menambahkan bahwa kejadian serupa sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk menindaklanjuti kasus seperti ini dan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku agar kejadian serupa tidak terulang lagi.