Berjalan Kaki Puluhan Kilometer, Pak Sarni Hidupi Keluarganya dengan Berjualan Sapu

Kek Sani (70 tahun) merupakan salah satu mustahik Lazismu Belitung yang berprofesi sebagai penjual sapu. setiap paginya beliau menjajakan sapunya dengan berjalan kaki puluhan kilometer menyusuri kota Tanjung Pandan. Beliau juga tak jarang pulang dengan tangan kosong sebab daganganya tidak ada yang membeli.

Tidak hanya berprofesi sebagai penjual sapu, Kek Sarni di sore hari juga bekerja sebagai penyapu jalan dengan upah sebesar Rp13.000 rupiah/hari. Ia menyapu dari pukul 3 sore hingga menjelang magrib. Di malam hari sekitar jam 1 malam beliau mencari kardus bekas untuk di kumpulkan lalu di jual kembali.

Kek Sani sebelumnya juga pernah menjadi petugas kebersihan, namun karena usia beliau yang semakin renta beliau di berhentikan. Kek Sani mengaku bahwa dirinya sering mengalami sakit seperti pusing dan demam sebab harus berjualan di tengah teriknya matahari, bahkan hujan lebat sekalipun tak memadamkan semangat beliau untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

Pak Sarni juga mengeluhkan jika Kaki beliau sering mengalami sakit sehingga mau tidak mau harus tetap menjajakan sapunya dengan berjalan tertatih-tatih. Guna membantu suaminya, Istri Pak Sani yaitu Nek Seriah (75 tahun) berjualan bensin di jalan depan rumahnya. Seriah juga turut membantu suaminya dalam mengumpulkan kardus bekas untuk dijual kembali.

Paham akan kondisi tersebut, Lazismu Belitung berusaha membantu mencukupi kebutuhan Pak Sani dan keluarganya dengan memberikan beliau bantuan secara rutin.

Bagikan ini:

Facebook
WhatsApp
Twitter

Berita Terkait